Mengatasi Penyakit Dalih


Penyakit Dalih

Mengatasi Penyakit Dalih


Sembilan puluh sembilan persen kegagalan datang dari orang yang punya kebiasaan
suka membuat alasan, begitu kata George Washington Carver.
Daripada mencari jalan keluar, mereka memilih untuk membuat 1001 dalih mengenai
kegagalan mereka. Alhasil, kesempatan belajar pun terlewatkan begitu saja.

Dalam buku The Magic of Thinking Big, David J. Schwartz menjelaskan mengenai
penyakit pikiran yang mematikan alias penyakit dalih (excuisitis).
Orang-orang gagal senantiasa berdalih mengenai kegagalan mereka.
Penyakit dalih tersebut biasanya muncul 4 bentuk, yaitu: dalih kesehatan, dalih

inteligensi
, dalih usia dan dalih nasib.

Dalih kesehatan
biasanya ditandai dengan ucapan, "Kondisi fisik saya
tidak sempurna", "Saya tidak enak badan", "Jantung saya lemah", dan sejenisnya.
Orang berjaya tidak pernah menganggap cacatnya itu sebagai hambatan.
Saya punya sahabat dekat yang menderita polio namun dikenal sebagai dokter
spesialis ginjal berjaya dan murah hati. Sejumlah besar tokoh-tokoh dunia bahkan
punya cacat fisik. Presiden Amerika ke-32 Franklin Delano Roosevelt menderita polio,
Shakespeare lumpuh, Beethoven tuli, Napoleon Bonaparte memiliki postur tubuh
yang sangat pendek.

Dalih inteligensi
ditandai dengan ucapan, "Saya kan tidak pintar", "Saya kan
bukan rangking teratas", "Dia lebih pandai", dan sejenisnya. Inilah dalih yang paling
umum ditemukan. Tanpa bermaksud mengecilkan arti sekolah, saya ingin mengatakan
kepada Anda bahwa tidak perlu jadi profesor agar Anda bisa berjaya.

Selanjutnya, dalih usia yang ditandai dengan ucapan, "Saya terlalu tua", "Saya masih
terlalu muda", "Biarkan yang lebih tua yang duluan", dan sejenisnya. Padahal tidak ada batasan usia dalam meraih kejayaan. Kolonel Sanders memulai usahanya di usia 65 tahun.

Berikutnya adalah dalih nasib, misalnya dengan mengatakan , "Aduh, nasib saya
memang selalu buruk", "Itu sudah nasibku", "Itu memang takdir" Memang amat
mudah untuk selalu menyalahkan nasib. Padahal nasib kita ditentukan oleh kita sendiri. Tuhan telah memberikan hidup dengan sejumlah pilihan.
Lihatlah betapa banyaknya orang yang memilih berdiam diri daripada melakukan apa
yang bisa mereka perbuat. Padahal apapun yang layak diraih layak diupayakan dengan  seluruh kemampuan yang kita miliki. Sayangnya, potensi diri ini kerap hanya terkubur kerana kebiasan kita membuat dalih jika apa yang kita kerjakan tidak berjalan sesuai harapan kita atau hasilnya tidak segera kelihatan.

Gaya hidup modern yang serba instant secara tidak langsung membuat kita sering
mengharapkan hasil yang instant pula. Kita kepengen sekali makan durian tanpa
mau menanam, menyiram, memupuki dan merawat pohonnya.
Saya sendiri sempat terkejut membaca cerita tentang ilmuwan besar seperti
Albert Einstein yang pernah diusir dari sekolah karena dianggap lamban.
Ia bahkan mendapat nilai buruk dalam pelajaran bahasa Yunani karena ingatannya
yang lemah. "Tak peduli apa pun yang kamu lakukan, kamu takkan dapat melakukan
apa-apa," kata gurunya. Saya juga teringat kepada Thomas Alva Edison yang hanya
bersekolah beberapa bulan namun tercatat sebagai pencipta terbesar sepanjang jaman
dengan lebih dari 1.000 hak paten. "Saya mempunyai banyak ide tapi hanya sedikit
waktu," ujarnya. Edison gagal di sekolah. Gurunya merasa Edison tidak punya minat
belajar, pemimpi dan mudah sekali terpecah konsentrasinya. Yang sungguh membuat
saya terharu adalah sikap Ibu Edison terhadap putranya. Ia terus mengajari Edison
di rumah dan setiap kali Edison gagal, ibunya memberi harapan dan mendorongnya
untuk terus berusaha. Kalau orang gagal senantiasa berkata "itu tidak mungkin berhasil"
maka orang berjaya lebih suka berkata "mengapa tidak mencobanya dulu ?"
Daripada membuat alasan, orang berjaya memilih untuk mencari cara mewujudkan
impian mereka. Daripada berdiam diri dan menunggu datangnya kesempatan,
mereka memilih pergi keluar dan menemukan kesempatan itu.
Bahkan mereka mampu menciptakan kesempatan dalam kesempitan.
E.M. Gray menegaskan, orang-orang berjaya mempunyai kebiasaan melakukan
hal-hal yang tidak suka dilakukan orang gagal. Jika saat ini Anda masih suka membuat dalih, buatlah komitmen untuk mengubah kebiasaan itu. Jangan biarkan potensi diri Anda dibelenggu oleh dalih-dalih Anda. Ingat selalu nasihat Theodore Roosevelt, "Lakukan apa yang Anda bisa, dengan apa yang Anda miliki, di mana pun Anda berada."
Sebagai akhir, ijinkanlah saya membagikan kepada Anda sebuah syair dari Afrika
berjudul Perlombaan Saat Matahari Terbit.
Setiap pagi di Afrika, seekor rusa bangun. Ia tahu bahwa ia harus berlari lebih cepat
daripada singa tercepat. Jika tidak, ia akan terbunuh. Setiap pagi seekor singa bangun,
ia tahu bahwa ia harus berlari lebih cepat daripada rusa terlamban. Jika tidak, ia akan
mati kelaparan. Tidak penting apakah Anda adalah sang rusa atau sang singa.
Saat matahari terbit, Anda sebaiknya mulai berlari.

Salam
JAYA SELALU dan TETAP SEMANGAT

คำสำคัญ (Tags): #dalih
หมายเลขบันทึก: 173062เขียนเมื่อ 26 มีนาคม 2008 10:10 น. ()แก้ไขเมื่อ 11 กุมภาพันธ์ 2012 23:17 น. ()สัญญาอนุญาต: จำนวนที่อ่านจำนวนที่อ่าน:


ความเห็น (0)

ไม่มีความเห็น

พบปัญหาการใช้งานกรุณาแจ้ง LINE ID @gotoknow
ClassStart
ระบบจัดการการเรียนการสอนผ่านอินเทอร์เน็ต
ทั้งเว็บทั้งแอปใช้งานฟรี
ClassStart Books
โครงการหนังสือจากคลาสสตาร์ท